Maskapai Jepang Hindari Covid Tersebar Dengan Uji Coba Gerendel Sikut

Maskapai Jepang hindari covid dengan pemikiran bahwasanya para penumpang dapat beresiko tertular saat menggunakan toilet. Pasalnya, kita pasti akan memegang gagang pintu ketika hendak membuka pintu toilet dan saat itulah resiko penularan covid dapat terjadi.
Oleh sebab itu, maskapai asal negeri Sakura yaitu ANA memikirkan sebuah solusi yang diharapkan nantinya dapat meminimalisir perpindahan virus. Salah satunya dengan mengganti gagang pintu toilet menjadi sebuah gerendel sikut bertujuan untuk meminimalisir transfer virus serta kuman lainnya.
Toilet pada pesawat merupakan sebuah tempat yang dihimbau pemerintah untuk berhati – hati terjadi kontak langsung dengan area sensitif tubuh manusia. Mereka khawatir bahwa jika menyepelekan masalah sepele ini nantinya dapat terjadi klaster baru dari jadwal penerbangan pesawat khususnya rute internasional.
Seperti sudah diberitakan oleh seluruh media massa, virus corona membunuh industri penerbangan sehingga profit menurun drastis pada 2020 ini. Akibatnya, lebih dari separuh tenaga kerja yang mencari nafkah pada industri penerbangan terpaksa harus mengalah dan merumahkan diri daripada pandemi semakin memburuk.
Itulah sebabnya, All Nippon Airways berinisiatif ingin mengembalikan kepercayaan publik kepada maskapai penerbangan supaya dapat kembali normal. Caranya yaitu dengan mengadaptasi perlengkapan penerbangan mengikuti keadaan zaman yang serba terkungkung oleh ketakutan akan virus corona.
Maskapai Jepang Hindari Covid Demi Mengembalikan Kepercayaan Publik
Maskapai Jepang hindari covid saat ini paling getol baru ANA seorang, di mana mereka telah mengadakan uji coba pada unit pesawatnya. Pada toilet pesawat tersebut kini telah berganti seluruhnya dengan keberadaan gerendel sikut alih – alih menggunakan handle pintu normal pada umumnya.
Gerendel ini cukup unik, karena memungkinkan pengguna toilet nantinya dapat membuka ruangan tanpa harus menggenggam sesuatu. Yang ia perlu lakukan hanyalah menggesernya menggunakan sikut sehingga telapak tangan jauh lebih steril dari bakteri, virus, maupun kuman penyebab penyakit.
Telapak tangan merupakan daerah rentan pada tubuh manusia dalam membuka celah menyusupnya sumber penyakit. Pasalnya, kita sering menyentuh area sensitif seperti misalnya wajah, hidung, mata, bahkan mulut, menggunakan telapak tangan baik itu sengaja maupun tanpa sadar.
Mendengar berita mengenai ANA, bandara Haneda di Jepang pun tertarik mengadopsi cara serupa dan sedang menerapkannya hingga saat ini. ANA sendiri sibuk mengoleksi data serta kritik maupun saran dari sejumlah pihak ahli hingga sistemnya dapat berjalan dengan matang sendirinya.
Sensasi yang ditawarkan oleh penemuan unik selama pandemi berikut ini cukup menarik perhatian publik karena merupakan hal baru. Bahkan, umat manusia tidak pernah terpikirkan sebelumnya untuk menjaga sterilisasi telapak tangan ketika corona belum muncul di dunia dan cenderung menyepelekannya.
Mencoba Sensasi Masuk Ruangan Tanpa Menggenggam Gagang Pintu
Maskapai Jepang hindari covid menggunakan gerendel sikut betul – betul sebuah ide cemerlang dan untuk itu patut kita apresiasi. ANA telah menggandeng produsen sekaligus supplier jasa interior unit pesawat bernama Jamco untuk menyukseskan proyek ini.
Komponen nomor satu sudah pasti merupakan kunci yang berbentuk model geser sehingga siapapun dapat mengunci atau buka tutup pintu tanpa kendala. Cara alternatif lainnya yaitu dengan memanfaatkan berat badan pada tubuh pengguna toilet sehingga bisa mendorong pintu terbuka dari dalam.
Public relation ANA pun berujar kepada awak media pada sebuah konferensi pers mengenai penemuan alat sederhana namun bermanfaat tersebut. Ia berkata bahwa mayoritas unit pesawat milik ANA telah diperlengkapi dengan keberadaan sensor muktahir seputar toiletnya.
Namun karena teknologi sensor terbilang cukup mahal, mereka pun mencari cara untuk menekan budget tanpa mengorbankan unsur safety penumpang. Bagaimanapun, menyiapkan sensor toilet dalam jumlah banyak pastinya akan menelan biaya ratusan juta hingga belasan miliar rupiah karena unit pesawat ada cukup banyak.
Sebelum alat ini ditemukan, ANA sempat memikirkan metode penggunaan pedal yang diinjak dengan kaki untuk membuka maupun menutup pintu. Cara itu akhirnya dilupakan, mengingat pada pesawat terdapat sejumlah pertimbangan khusus misalnya yaitu turbulensi maupun goncangan manakala sedang melewati awan tebal.
Tinggalkan Balasan