Kasus Terjadinya Lumpur Lapindo
Kasus Terjadinya Lumpur Lapindo – Semburan dari panas di lokasi pengeboran milik PT Lapindo Brantas terjadi pada 29 Mei 2006. Akibat dari semburan itu, sejumlah desa di Sidoarjo, Jawa Timur, terpaksa menutup sejarah dengan kisah yang pilu. Puluhan ribu warga di sana harus mengungsi dan merintis kehidupan baru di tempat yang lain. Bahkan setelah 12 tahun berlalu biaya ganti ruginya pun masih tidak jelas. Pusat semburan dari lumpur panas pun terjadi di Kecamatan Porong, sekitar 12 kilometer sebelah selatan Kota Sidoarjo. Kawasan ini pun merupakan pemukiman padat penduduk serta salah satu area industri utama di Jawa Timur kala itu. Beberapa ruas jalan raya, jalan tol, dan jalur kereta api juga ikut kena dampaknya. Kerugian yang teramat besar pun sudah tak terelakkan lagi.
Ternyata penyebab terjadinya semburan lumpur panas ini masih menjadi Situs Judi Slot Online perdebatan dan belum dipastikan penyebab pastinya. Ada dua teori yang dikemukakan oleh pihak Lapindo mengenai hal ini. Pertama, semburan lumpur ini terjadi lantaran kesalahan prosedur saat melakukan pengeboran. Kedua, lumpur panas menyembur secara kebetulan saat pengeboran itu terjadi, akan tetapi kepastiannya sendiri masih belum jelas. Di luar kedua teori itu, muncul hipotesis lainnya mengenai dugaan penyebab semburan lumpur ini yaitu terkait dengan proses panas dalam bumi.
Fenomena semburan lumpur panas di Sidoarjo ini pun menjadi perhatian dunia karena kejadian ini bisa dibilang sangat langka. Selain itu hal ini menjadi pusat perhatian yang menarik bagi para ilmuan. Karena banyak yang penasaran apa sebenarnya penyebab hal ini terjadi dan kenapa gas dalam bumi bisa keluar dengan mudahnya.
Sementara itu, di Cape Town, Afrika Selatan, telah digelar forum Experiencereign yang melibatkan 90 ahli geologi dari penjuru dunia. Sebagian besar peserta pertemuan ini menyimpulkan bahwa semburan lumpur di Sidoarjo disebabkan karena adanya faktor kelalaian dalam proses pengeborannya.
Dampak dari semburan lumpur Lapindo ini menjadi semakin besar dan semakin luas. Sebanyak 16 desa di 3 kecamatan di Sidoarjo tergenang oleh lumpur panas ini dan kabarnya terus bertambah. Lebih dari 25 ribu warga Sidoarjo harus mengungsi dan kehilangan tempat tinggalnya.
Tinggalkan Balasan